Santet atau penyakit 'kiriman' memang tidak
dikenal oleh dunia kedokteran. Tapi tak dapat dipungkiri praktik
tradisional ini masih dipegang teguh oleh masyarakat Indonesia.
Namun karena biasanya dalam tubuh korban santet ditemukan berbagai
benda asing seperti paku, peniti maupun logam, mau tak mau benda-benda
itu harus dikeluarkan oleh tim dokter lewat prosedur operasi.
Berikut beberapa kasus penyakit berbau mistis yang pernah ditangani tim dokter di Indonesia,
1. Safira (3 tahun), mengeluarkan belasan paku dari betis
Penghujung tahun 2011, tim dokter RSUD Andi Makassau, Kota Pare-pare,
Sulawesi Selatan mengeluarkan 25 besi menyerupai paku dan 1 jarum suntik
dari betis seorang gadis usia 3 tahun. Tidak terubngkap bagaimana benda
itu bisa masuk ke dalam tubuh si gadis.
"Bagi kami, paku dan jarum
tersebut adalah benda asing di dalam tubuh manusia. Benda-benda itu kami
temukan di betis, lengan serta punggung dan harus kita keluarkan lewat
operasi. Itu penjelasan medisnya," jelas dr Khamaruddin Said, SpB, salah
satu dokter yang menangani Safira
2. Supiyati (25 tahun),
mengeluarkan 107 paku berkarat dari kaki dan tangan Sebanyak 107 benda
asing berupa paku berakarat, jarum dan kawat keluar dari tangan dan kaki
seorang perempuan di Dlingo, Bantul, Yogyakarta pada September 2012.
Diagnosis dokter, perempuan asal Sumatra ini mengalami corpus alienum
cruris multiple dan abces bilateral multiple. Sempat dinyatakan bersih,
tetapi benda asing itu muncul lagi dan baru teratasi setelah didoakan
seorang ustadz.
"Kalau sudah menyembul biasanya saya tarik
pelan-pelan. Ada paku, jarum, pecahan kaca, rambut bahkan jarum suntik",
terang Supriyati yang dirawat di RS Nur Hidayah.
3. Tina (19), mengeluarkan air mata kristal saat menangis
Gadis asal Sumedang, Tina Agustina menghebohkan media pada pertengahan
2012 karena mengaku bisa mengeluarkan air mata kristal saat menangis.
Alhasil, sebagian masyarakat meyakini air mata Tina bisa memberikan
peruntungan termasuk bisa menyembuhkan penyakit.
Tim dokter Pusat
Mata Nasional RS Mata Cicendo telah melakukan pemeriksaan dan tidak
menemukan kelainan maupun benda asing pada mata Tina. Demikian juga
dengan Badan Geologi Kementerian ESDM, yang memastikan bahwa air mata
kristal Tina tidak alami melainkan buatan pabrik.
4. Sugiono, memuntahkan gunting dan seng
Pemuda asal Simalungun, Sumatera Utara ini memuntahkan benda-benda
tajam seperti paku, jarum, kaca, ujung gunting dan seng pada sekitar
bulan September 2010. Sempat dirawat di Puskesmas karena sakit luar
biasa di bagian perut, namun dokter menyatakan tidak ada penyakit
apapun.
"Kalau mau muntah, perut saya langsung terasa sakit.
Kemudian saat muntah, keluar benda aneh-aneh," kata Sugiono yang
akhirnya memilih berobat ke dukun, lalu dinyatakan kena santet.
Beruntung, benda-benda tajam itu tak melukai kerongkongannya.
5. Dwi Priyo Santoso (25), puluhan jarum bersarang di kepala
Puluhan jarum yang bersarang di kepala Dwi Priyo Santoso sejak 2007,
diyakini karena santet atau guna-guna. Dwi terkena guna-guna setelah
ibunya yang seorang janda, Mariani, menolak seorang pria yang menaruh
hati padanya 5 tahun lalu.
Setelah beberapa kali dibawa ke dukun,
akhirnya Dwi berobat ke RS Mardi Waluyo, Blitar. Pihak RS merujuk Dwi
agar berobat ke RS Syaiful Anwar, Malang. Namun tim dokter menduga logam
mirip jarum yang bersarang di kepala Dwi adalah susuk dan dari situ
dokter menduga Dwi menderita tumor hidung.
6. Cicin Listia
Vitasari (30), meninggal akibat puluhan benda logam di perutnya Agustus
2009, Cicin mengaku sakit perut hingga lemas dan sulit bernafas. Oleh
orangtuanya, ia dibawa ke RSUD Situbondo dan setelah dilakukan rontgen
ditemukan beberapa benda logam di perut seperti silet, tusuk konde, biji
streples, kawat dan jepit rambut.
Kondisi Cicin melemah karena
infeksi saluran kencing, sehingga RSUD Situbondo tidak berani melakukan
operasi. Tak tahan dengan sakitnya, Cicin pun menghembuskan nafas
terakhirnya pada Sabtu (29/8/2009) dini hari sebelum dirujuk ke RSU dr
Soetomo Surabaya.
Kamis, 11 April 2013
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar