Senin, 18 Maret 2013

Kenapa Seorang Ibu Sering Menangis ?


Seorang anak kecil bertanya kepada ibunya, "Mengapa engkau menangis?" "Karena aku perlu" katanya. "Saya tidak mengerti," katanya.

Ibu-Nya hanya memeluknya dan berkata, "Dan kau tidak akan pernah."

Kemudian anak laki-laki itu bertanya kepada ayahnya, "Mengapa ibu suka menangis tanpa alasan?"

"Semua wanita menangis tanpa alasan," jawab ayahnya sembarangan.

Anak laki-laki kecil, masih bertanya-tanya mengapa wanita menangis, akhirnya meminta bijak Syekh tua. "Dia pasti tahu jawabannya", pikirnya.

"Ya Syaikh! Mengapa wanita menangis begitu mudah? "

Para guru yang bijaksana menjawab,

"Ketika Tuhan membuat wanita dia harus dibuat begitu istimewa. Dia membuat bahunya cukup kuat untuk menopang dunia, namun cukup lembut untuk memberikan kenyamanan. Dia memberikannya kekuatan dari dalam untuk mampu melahirkan anak dan menerima penolakan yang datang dari anak-anaknya.

Dia memberinya kekerasan yang memungkinkan dia untuk terus ketika orang lain menyerah, dan mengurus keluarganya melalui penyakit dan kelelahan tanpa mengeluh. Dia memberinya kepekaan untuk mencintai anak-anaknya dalam setiap dan semua keadaan, bahkan ketika anaknya menyakitinya sangat buruk. Dia memberinya kekuatan untuk mendukung suaminya dalam kegagalannya dan kuno nya dari tulang rusuk untuk melindungi hatinya.

Dia memberinya kebijaksanaan untuk mengetahui bahwa seorang suami yang baik takkan pernah menyakiti isterinya, tetapi kadang menguji kekuatannya dan ketetapan hatinya untuk berada disisi suaminya tanpa ragu.

Dan terakhir, Dia memberinya air mata. Ini adalah miliknya dan hanya miliknya untuk digunakan kapan pun dia membutuhkannya. Dia tidak memerlukan alasan, penjelasan, itu miliknya.

Anda lihat ibumu, keindahan seorang wanita bukanlah dari pakaian yang dikenakannya, keindahan wajahnya, atau bagaimana ia menyisir rambutnya. Keindahan seorang wanita harus dilihat dari matanya, karena itulah pintu hatinya. Tempat dimana cinta itu ada"

Anak kecil menemukan jawabannya dan tidak pernah mengajukan pertanyaan yang sama lagi.

Renungan:

"Begitulah pengorbanan seorang Wanita terutama ibumu. Tiada lagi alasan untuk membuatnya menangis selain menjadi kebutuhannya sebagai miliknya satu-satunya."

0 komentar:

Posting Komentar