Sebelum
senjata api modern ditemukan, pedang adalah senjata utama pertahanan
diri sekaligus sebagai senjata standar utama pasukan. Pedang sangat
efektif untuk pertarungan jarak dekat. Di beberapa tempat pedang juga
bukan hanya sebagai alat mematikan, tapi pedang digunakan sebagai simbol
sebuah kekuasaan atau untuk keperluan ritual acara-acara tertentu. Dari
sekian banyak pedang peninggalan masa lampau beberapa diantaranya
sangat langka dan legendaris. Berikut ini,
10 Pedang Paling Legendaris
di Dunia.
10. Pedang Sultan Tippu
Pedang milik Sultan Fateh
Ali Tipu (November 1750 - 4 Mei 1799 Srirangapattana), seorang penguasa
dari Kesultanan Mysore di India. Sultan Fateh dijuluki "Harimau dari
Mysore" karena kepemimpinannya yang tegas, pemberani dan dicintai
rakyatnya. Pedang tersebut diberikan oleh ayahnya disaat wafat ditahun
1782, sebagai lambang pewaris sekaligus penerus takhta Kesultanan
Mysore. Pedang ini berjenis Samshir (single edge dengan bentuk lekukan
hampir seperti bulan sabit), konon bahannya dari baja Damaskus. Gagang
dan sarungnya terbuat dari ukiran perak dan emas. Info mengenai
keberadaan pedang itu kini belum begitu jelas.
9. The Wallace Sword
Pedang ini dimiliki oleh Sir William Wallace (1270 - 1305), seorang
patriot dan ksatria Scotlandia yang melakukan perlawanan terhadap
penjajahan Inggris. Disebutkan bahwa pedang ini digunakan dalam
pertempuran yang dikenal dengan "The Battle of Stirling Bridge" pada
1297, dan "The Battle of Falkirk pada 1298. Panjang bilah pedangnya 132
cm dari panjang keseluruhannya yang mencapai 168 cm. Lebar bilah
pedangnya 2.25 inchi pada bagian pangkal, dan 0.75 inchi pada ujung
bilah. Berat pedang ini 2.7 kg, termasuk dalam kelas Great Sword.
8. Keris Empu Gandring
Keris merupakan senjata khas Indonesia, dan mendapat predikat sebagai
warisan dunia oleh UNESCO di tahun 2006. Walaupun keris bukan masuk
kategori pedang, namun karena legendarisnya senjata ini menjadikannya
pantas saya jajarkan dengan senjata lainnya. Mengulas Keris Empu
Gandring tidak akan cukup satu halaman ini untuk dibahas, tapi saya coba
singkat saja perjalanannya.
Keris ini dibuat oleh Empu
Gandring (seorang empu kelas tinggi) atas pesanan Ken Arok, dan harus
selesai dalam satu malam. Pekerjaan yang hampir tidak mungkin dilakukan
oleh seorang Empu (sebutan untuk seorang pandai besi sekaligus pertapa
sakti), namun Empu Gandring menyanggupinya. Singkat cerita kerispun
sudah jadi, namun sarungnya belum selesai dibuat dan Ken Arok datang
untuk mengambilnya. Alasan inilah Ken Arok membunuh Empu Gandring dengan
keris tersebut, sekaligus untuk menguji kekuatan magis keris pesanannya
itu. Saat dalam sekarat Empu Gandring mengutuk Ken Arok bahwa keris
tersebut akan membunuh tujuh orang termasuk Ken Arok sendiri.
Ken Arok jatuh hati pada Ken Dedes, isteri Raja Tumapel yaitu Tunggul
Ametung. Ken Arok adalah orang kepercayaan Tunggul Ametung, Tunggul
Ametung dibunuhnya dengan keris tersebut. Untuk menghilangkan jejak, Ken
Arok memfitnah Kbo Ijo bahwa Kbo Ijo yang membunuh Tunggul Ametung. Kbo
Ijo akhirnya dieksekusi oleh Ken Arok sendiri menggunakan senjata yang
sama. Ken Arok naik tahta dan menjadi penguasa Kerajaan Tumapel, dan
akhirnya mempersunting Ken Dedes. Namun ambisinya belum cukup sampai
disana dan ia ingin memperluas kekuasaanya. Kerajaan Kediri yang
sebelumnya adalah pemerintah pusat dari kerajaan Tumapel dapat ia
taklukkan, Ken Arok kemudian mendirikan kerajaan Singhasari.
Bertahun-tahun kemudian Anuspati (putra Tunggul Ametung + Ken Dedes)
mengetahui pembunuh ayahnya yang sebenarnya, dia pun mengutus Ki
Pangelasan untuk membunuh Ken Arok sebagai balas dendam atas kematian
ayahnya menggunakan keris yang sama. Anuspati membunuh Ki Pangelasan
untuk menghilangkan jejak, dan tidak lama dia naik tahta. Tohjaya (putra
Ken Arok + Ken Umang) membunuh Anuspati dengan keris yang sama lagi,
kemudian Tohjaya menjadi raja. Tidak lama kemudian terjadi kisruh
didalam keluarga istana yang menyebabkan terjadinya perpecahan dan
perang saudara antara Tohjaya dengan Mahisa Campaka (putra Ken Arok +
Ken Dedes) dan Dyah Lembu Tal (putra Mahisa Campaka). Tohjaya akhirnya
terbunuh pada peperangan tersebut, inilah awal keruntuhan kerajaan
Singhasari dan beralih menjadi kerajan Majapahit. Keberadaan keris Empu
Gandring pun ikut hilang dan tidak diketahui hingga saat ini.
7. Goujian Sword
Pedang ini ditemukan pada Desember 1965 di makam no-1 Chu, dalam
ekspedisi penggalian arkeologi di Gunung Jianglingwang Provinsi Hubei,
China. Pedang perunggu tersebut terselip rapi berikut sarungnya di dalam
peti mati bersama si jenazah. Panjang pedangnya 55,7 cm, dengan lebar
4,6 cm, dan panjang gagang 8,4 cm. Pada Sword grid terdapat
butiran-butiran kristal biru terbingkai batu turkis, dan grafir delapan
aksara bergaya Niaozhuan. Para pakar hanya bisa mengungkap enam dari
delapan aksara tersebut, yakni "Yue Wang Zhi Zou Yong Jian (pedang
bikinan sendiri milik raja Yue)". Belakangan baru terungkap bahwa sang
penguasa Yue (Goujian) tersebut adalah salah satu tokoh paling
legendaris pada zaman China kuno.
Pedang Raja Yue Goujian saat
ditemukan telah melewati waktu selama 2.000 tahun lebih, tapi tidak
menunjukkan tanda-tanda berkarat. Para pakar beranggapan bahwa ada tiga
sebab pedang tersebut tidak mengalami proses korosi yaitu Pertama,
pedang Goujian memiliki kandungan tembaga 80-83%, timah 16-17%, selain
itu terdapat sedikit kadar timbal dan besi. Kedua, kondisi luar situs
pedang Goujian yang terbenam di bawah tanah sedalam beberapa meter, satu
liang diisi dua peti mati. Dinding di sekeliling makam menggunakan
semacam lumpur putih dengan kualitas halus dan padat, yang dinamakan
dalam dunia arkeologi sebagai plaster lumpur pasta putih karena memiliki
daya rekatnya sangat baik. Ketiga, bagian atas liang makam diisi dengan
tanah yang padat, dan faktor-faktor tersebut menjadikan ruang makam
kedap udara.
Misteri bagaimana pedang Goujian si penguasa Yue
bisa berada dalam makam Chu belum bisa terungkap hingga saat ini.
Perkiraan Wan Qianwen, seorang wakil kepala museum Provinsi Hubei
menyatakan "Negara Chu dengan Wu maupun Yue pernah saling berperang
beberapa kali, jadi ada kemungkinan Raja Chu menghadiahkan pedang
tersebut kepada salah seorang pejabat kepercayaanya". Sementara dugaan
lain yang berdasarkan rol bambu yang tergali dari makam tersebut
menunjukkan, si jenazah ada kemungkinan bangsawan besar di zaman Raja
Chu Huaiwang yang bernama Shao Hua. Karena negara Chu pada masa
pemerintahan Raja Chu Zhaowang dan negara Yue pada masa pemerintahan
raja Yun Chang pernah menjadi sekutu dekat, Raja Chu mempersunting putri
Raja Yue dan melahirkan Chu Huaiwang.
6. Excalibur
Siapa
tidak kenal dengan nama pedang ini, namanya sangat tersohor keberbagai
belahan dunia. Kisah pedang ini tidak lepas dari perjalanan hidup Merlin
dan Raja Arthur, kisahnya pun banyak diangkat kedalam berbagai film
layar lebar atau serial TV. Pedang legendaris ini milik Raja Arthur,
seorang raja sekaligus anggota "Round Table" di Inggris masa lampau.
Karena menurut legenda, belum dapat dipastikan seperti apa bentuk dan
jenis pedang ini. Tapi secara umum diyakini bahwa Excalibur merupakan
pedang berjenis Claymore. Konon pedang ini memiliki kekuatan ajaib yang
tidak tertandingi oleh pedang mana pun saat itu, sehingga membawa Arthur
menjadi raja.
Nama Excalibur berasal dari bahasa Perancis kuno
yaitu Excalibor yang diambil dari bahasa latin yaitu Caliburnus,
sedangkan dalam bahasa Wales pedang ini bernama Caledwich. Dalam legenda
Arthur ada dua versi mengenai asal-usul pedang ini, yaitu :
Yang
pertama bahwa dalam puisi Robert de Boron Merlin yang berjudul Sword in
the Stone, mengisahkan Excalibur hanya dapat ditarik dari batu oleh
orang yang berhak menjadi raja yaitu Arthur. Dalam versi kedua muncul
dalam Suite du Merlin, bahwa Arthur menerima Excalibur dari Lady of the
Lake setelah pedang pertamanya rusak dalam pertempuran melawan raja
Pellinore. Namun sampai saat ini belum dapat dipastikan bahwa legenda
atau bukti-bukti kuat tentang keberadaan pedang Excalibur dan Arthur
pernah ada.
5. Pedang Muramasha
Muramasha Sengo adalah
seorang pembuat pedang yang terkenal dan legendaris, Ia hidup selama
periode Muromachi (akhir abad ke-15). Muramasha kemudian mendirikan
sekolah seni pembuatan pedang. Dua orang peneliti sejarah Samurai yaitu
Oscar Ratti dan Adele Westbrook mengatakan, bahwa "Muramasha adalah
swordsmith yang pandai tetapi kejam dan sakit-pikiran, itu tercermin
pada bilah pedang buatannya. Pedang ini diyakini haus darah dan
mendorong penggunanya untuk melakukan pembunuhan atau bunuh diri".
Ketika Ieyasu Tokugawa menjadi Shogun, pedang buatan Muramasha tidak
lagi populer karena diyakini banyak digunakan untuk membunuh orang-orang
dekat Ieyasu Tokugawa.
4. Pedang Honjo Masamune
Honjo
Masamune adalah pedang simbol Shogunat Tokugawa yang dibuat oleh
Masamune, seorang pembuat pedang terkenal di Jepang pada pertengahan
abad ke-14. Pedang Masamune sering dibanding-bandingkan dengan pedang
Muramasha, yang merupakan mantan muridnya. Pedang Masamune merupakan
pedang yang melambangkan kedamaian, sedangkan pedang Muramasha
melambangkan haus darah.
3. Pedang Kusanagi
Nama lengkap
pedang ini yaitu Kusanagi no Tsurugi (Grass Cutting Sword), tidak
diketahui bentuk pasti dan jenis pedangnya, namun diperkirakan dari
jenis Katana. Namanya begitu sangat populer dan legendaris dikalangan
para Samurai dan masyarakat Jepang hingga saat ini. Legenda pedang
Kusanagi banyak diangkat kedalam cerita komik, seperti Samurai Deeper
Kyo dan Naruto. Bagi penggemar Naruto pasti tahu dengan pedang ini,
karena pedang ini senjata andalan Orochimaru dan Uciha Sasuke.
Menurut legenda kuno Jepang, pedang ini didapat oleh seorang dewa
bernama Susanoo ketika sedang memotong ekor keempat dari monster Yamato
no Orochi (naga berekor delapan). Kemudian pedang ini dipersembahkan
kepada dewi Amaterasu, dan disimpan di Atsuta Shrine. Sampai saat ini
belum ada seorang pun orang dari luar kuil yang pernah melihat pedang
Kusanagi, kecuali para kaisar atau kerabat dekatnya dan orang-orang
tertentu di kuil tersebut. Diperkirakan pedang ini hanya digunakan untuk
acara pengangkatan atau penobatan kaisar.
2. Pedang Damaskus
Salah satu dari beberapa sisa pedang Damaskus yang masih ada di dunia
yaitu pedang milik Syeikh Salahuddin Al Ayyubi, seorang ulama sekaligus
jendral pejuang muslim Kurdi dari Tikrit, Irak. Pedang peninggalan
beliau sekarang menjadi koleksi pribadi keluarga Shahhi di Uni Emirat
Arab, dengan taksiran harga US$ 555.000.
1. Pedang Zulfikar
Pedang legendaris milik Rasulullah SAW yang diwariskan kepada Ali bin
Abu Thalib, sepupu sekaligus menantu beliau saat perang Uhud (tahun 625
M). Dengan pedang tersebut Sayyidina Ali .ru menaklukkan musuh
terberatnya, yaitu Amr bin Abu Dawud. Pedang Zulfikar mampu menembus
sekaligus menghancurkan baju zirah, helm dan perisai besi. Kemudian
pedang tersebut diwariskan ke putra beliau yaitu Sayyidina Husayn .ru.
Setelah Sayyidina Husayn .ru wafat, keberadaan pedang tersebut tidak
diketahui jejaknya kemana dan hilang begitu saja. Namun ada yang
menyatakan pedang tersebut dibuang ke laut, namun ada juga yang menduga
pedang tersebut diwariskan secara turun-temurun hingga kini.
Mengenai asal-usul dari mana, siapa pembuatnya, serta bahan pembuatan
Pedang Zulfikar milik Rasulullah SAW tersebut tidak diketahui. Bentuk
asli pedang Zulfikar juga sangat minim info, apakah single edge ataukah
double edge. Namun dari riwayat yang shahih bahwa pedang tersebut
memiliki ciri khas, yaitu pada ujung bilahnya bercabang seperti lidah
ular. Kemungkinan pedang ini berbahan baja Damaskus, namun konon
kekuatan pedang ini melampaui kekuatan pedang Damaskus lainnya.
Sebuah museum di Turki yang menyimpan berbagai barang-barang
peninggalan Islam dimasa lampau hingga peniggalan benda-benda milik
Rasulullah SAW, mengklaim memiliki pedang yang telah lama hilang
tersebut. Sebuah museum di Malaysia juga ikut mengklaim, bahwa mereka
menyimpan pedang legendaris tersebut. Namun belum ada bukti kuat bahwa
pedang tersebut benar-benar Zulfikar yang asli. Wallahu Alam.
Sabtu, 04 Mei 2013
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar